*** GUARDIAN
DEMON ***
Matahari telah sepenuhnya keluar dari
peraduan . Memancarkan sinar orange yang menyilaukan mata. Cahayanya menyinari
dan masuk ke setiap rumah memberi sinyal bahwa hari baru telah datang.
Cahayanya menembus kokoh gedung-gedung pencakar langit melalui jendela kaca
yang berderet diatas awang-awang.
Seorang gadis tengah terlelap dalam
tidurnya tubuh mungilnya meringkuk diatas kasur bermotif bunga serta
terselimuti oleh selimut tebal dengan motif serupa.
Tidurnya sama sekali tak terjamah oleh
gangguan, bahkan sinar matahari yang kini telah menyinari setengah wajahnyapun
tak mampu membuatnya mengernyitkan dahi, apalagi bergerak bangun ,sungguh damai
terlalu damai malah . Namun kedamaian itu tak bertahan lama derap langkah kaki
terdengar begitu kasar, keras dan terburu-buru tersirat ketidak sabaran di
setiap langkahnya.
Langkah kaki itu semakin mendekat,
mendekat dan mendekat sampai akhirnya…berhenti!!
“Nona jika anda tidak bangun dalam lima
menit ,ada hukuman menantimu” teriak seorang pria di balik pintu . Gadis tadi
langsung terlonjak ketika mendengar suara itu, dengan langkah gontai dan rambut
awut-awutan sang gadis membuka pintu.
“Bisa tidak, engkau tidak berteriak
sekeras itu ? telingaku sudah hampir tuli kau teriaki setiap hari” keluh sang
gadis masih memejamkan mata dan menggaruk rambutnya.
“Kalau tidak seperti ini anda tidak akan
bangun, tidur anda buruk sekali, anda tidur seperti orang mati!! Bergegaslah,
hari ini anda harus berangkat pagi” ucap Si pria datar.
Pria itu berlalu pergi, sementara si
gadis kembali menutup pintu dan menghempaskan tubuh ke kasur, matanya menatap
langit-langit kamar tergambar wajah pria tadi, bodyguardnya seorang pria lajang
berumur 22 tahun berpostur tinggi, putih, berambut hitam, dan emm….tampan menjadi
penjaganya.
Pria itu datang dengan tiba-tiba kedalam
hidupnya 3 bulan yang lalu, saat kedua orang tuanya memutuskan untuk berpisah,
memutus tali pernikahan.
“Beby” begitulah sapaan gadis cantik
ini, beby terpaksa ikut ibunya dan bertemu dengan pria bernama Tristan.
Tentu tidak mudah untuk seorang gadis
berumur 17tahun menerima semua kenyataan ini. Kepala beby terasa pusing
memikirkan dan memutar sejarah kelam dalam hidupnya.
Tanpa ada perintah,beby langsung pergi
ke kamar mandi, untuk membersihkan diri dari segala bentuk mimpi dan
pikiran-pikiran tentang tidur.
*******
Derap langkah itu datang lagi, tak
begitu sulit bagi beby untuk mengenalinya, tak berapa lama pintu kayunya di
ketuk “ Tok…tok..tok ”.
“Iya, aku sudah siap! Kau boleh masuk”
sambut beby dari dalam .
Suara derit pintu menjadi aba-aba tersendiri
bagi beby untuk segera berdiri, seperti biasa mata sipit Tristan selalu
terbelalak ketika melihat beby entah apa yang di pikirkanya sehingga matanya
seakan bangun dari tidur panjang.
Pipi Tristan merona, tersungging sedikit senyum
di sudut bibirnya “ kenapa ? ada yang aneh? ” tanya Beby datar , Tristan
menggeleng. Bibirnya mengatup tak mampu berkata-kata pikirannya melayang. Sungguh
gadis ini cantik sekali, putih kulitnya, pipinya yang merona, bibirnya yangberwarna pink serta rambut kemerahannya. Tak menunggu lama Beby melangkah keluar dari ruang kamar . Tristan hanya mengekor pekerjaan Tristan hanya mengawal Beby walau begitu dirinya harus ekstra sabar menjaga gadis yang satu ini, masalahnya gadis itu hobi membangkang, kabur-kaburan, dan selalu merepotkannya.
Pagi ini tak ada obrolan di dalam mobil
hambar seperti nasi basi hanya tercium aroma apel yang terus menusuk hidung, pewangi
yang begitu di sukai beby, hati Tristan mencelos melihat beby yang duduk di
sampingnya dengan muka datar khasnya.
Beby masih saja bersikap acuh pada
Tristan, seakan Tristan adalah alien, bahkan setelah 3 bulan lamanya.
Setelah sampai di sekolah tangan lentik
itu membuka pintu mobil dan membantingnya,dua gadis berwajah manis tengah
melambaikan tangan pada Beby. Mereka menghampiri Beby dan mengerubutinya seolah
Beby itu gula pasir “bagaimana keadaan bodyguard-mu itu?” tanya salah satu
temannya tang bernama Chika.
“apa dia baik-baik saja?” timpal Luna
“apa tidak bisa satu hari saja kalian
berdua tidak bertanya tentang dia? Kalian tidak mengkhawatirkanku? Kenapa dia?”
tanya Beby sambil cemberut.
Kedua teman sekelasnya itu seketika
memeluk Beby “ohh..dear maafkan kami, tapi percayalah dia begitu mempesona”,
beby hanya memutar bola mata, sesekali dirinya mengarahkan tatapan ke Tristan
yang tengah berdiri tegap 5meter dari tempatnya berdiri.
Tiba-tiba jantung beby berdetak kencang,
rasanya aneh, apa ini? Jantungnya tak mau berkompromi ketika melihat beberapa
gadis centil menggoda Tristan. Beby memandang Tristan tajam sadar akan tatapan
maut itu, Tristan menghampiri beby “aku tidak bermaksud –“
“tidak apa-apa, bukan urusanku kau boleh
mengurus mereka, aku tidak peduli lagipula kau hanya penjaga, Guardian angel
bodoh” Beby mengecilkan suaranya saat mengatakan kalimat terakhir tersebut .
Beby berbalik, hatinya sakit tak
disangka setelah selama ini, perasaan itu benar-benar muncul mengganggunya,
membuatnya frustasi, selama ini sudah cukup baginya untuk menahan ego,ini
memang saatnya.
****
Tawa lebar serta kekehan-kekehan
mengiringi langkah Beby keluar dari gerbang sekolah, seorang pria tampan
menghampirinya “ Nona, sudah saatnya anda pulang, silahkan masuk ke mobil ”
suara serak itu terdengar seksi sekali, seperti suara musik surga di telinga Beby.
Tristan tersenyum ramah ke arah Beby, tapi tatapan tajam Beby jawabannya,mata
hazelnutnya seolah menantang mata jernih dengan iris hitam didepannya .
“bagaimana gadis-gadis itu? kau berpacaran dengan salah satu dari mereka ? ”
tanya Beby datar , “ tidak, ada masalah? ” jawab Tristan datar seraya menyetir
mobil “kukira kau tertarik dengan mereka, jadi kau akan berhenti menjagaku”
ucap Beby tak kalah datarnya.
Pupil matanya membesar, terukir sedikit
senyum di bibir Tristan.
“Aku akan selalu ada disini ! Nona
dengar? Tidak ada alasan aku harus pergi dan meninggalkan nona” alasan yang
benar-benar tak terduga meluncur begitu saja dari Tristan, yah setidaknya
alasan ini sedikit melegakan untuk Beby.
Mobil ber plat B 5663 GD itu meluncur
pelan menyusuri jalanan ibu kota di siang hari yang panas. Mereka sampai di
sebuah rumah ber cat putih, rumah yang indah, besar dan mewah
lagi-lagi Beby membanting pintu mobil “ Nona,
anda tidak usah khawatir, aku akan selalu menjaga Nona ! ” ucap Tristan.
“apa kau melakukannya karena uang? Hah?
Kalian semua sama saja” Beby berbalik dan menyeringai melempar tatapan yang
seolah berkata “Kau tidak usah sok peduli padaku” dan masuk kedalam rumah.
Tristan hanya melongo, pergolakan batin
yang ada didalam dirinya seakan-akan siap meledak sekarang. Gadis itu sekarang
seolah-olah telah menjadi monster, tapi bagi Tristan dia tetap putri cantik
dalam mimpinya, Beby hanya berpura-pura jadi demon rapuh yang sok kuat. Tak
tahukah dia, masih ada orang yang menyayanginya, mengharapkannya dan
mencintainya sepenuh hati.
Tak tahukah dia, disaat dia menangis
masih ada orang yang ikut menangis bersamanya dan disaat dia merasa sendirian
masih ada orang yang akan selalu berada di sampingnya.
“ I`m here Baby, kenapa kau tidak pernah
melihatku ? Aku disini menunggumu ” batin Tristan.
*****
Pagi berganti siang, siang berganti
malam. Malam yang begitu indah dibulan Agustus. Udara begitu kering menyebabkan
hawa panas yang sangat menyiksa .
Tak ada hujan, tak ada mendung, tak ada
awan langit benar-benar cerah malam ini, terhampar karpet hitam yang dipenuhi
oleh kristal-kristal indah di langit yang dinamakan bintang.
Bintang-bintang berkerlip – kerlip
seakan berlomba cahaya siapa yang paling terang
Tak ada yang akan menang karena cahaya ter terang di dunia malam
adalah bulan .
Dibawah sinar bulan yang temaram,Beby
membaringkan diri diatas karpet lembut yang terhambar diatas rerumputan
hijau.Matanya tak lepas dari bintang – bintang itu ,Dia pengagum tata surya
,baginya bintang – bintang itu lebih berharga dari berlian .Tangannya terangkat
menunjuk beberapa rasi kesukaanya “ itu Scorpio
,Libra …emmm…Leo…gubuk penceng…Orion…Sagi…”
“ Sagitarius dan itu bintang pemanah “
potong seseorang yang duduk di sampingnya “ kau tau juga rupanya tentang
bintang – bintang ? “ tanya Beby menatap Tristan “sedikit” tristan nyengir.
Mata beby kembali fokus ke langit tapi
hatinya rasanya bergemuruh ketika ada Tristan “kau tau, bintang pemanah itu
petunjuk ! bintang itu akan menunjuk ketempat yang kau tuju atau apapun yang
kau cari” ucap tristan.
“cerita kuno ! kau pikir aku anak
kecil?” Beby terbahak-bahak, Tristan pun tak dapat menahan tawanya. Suasana
mendadak hening sesaat, kemudian beby buka mulut “lalu menurutmu bintang itu
menunjuk kemana?” beby memandang tristan
“ke aku, mungkin !ha ha ha” Tristan
tertawa lagi. Beby menaikkan sebelah alis, menurutnya itu tidak lucu ! beby
hanya menatap heran sang bodyguard yang mendadak jadi suka tertawa malam ini.
Kemudian Tristan menatap mata hazelnut beby “Nona, aku mencintaimu”
“Jedar” kata-kata itu seperti petir
disiang bolong.
Beby kalut, matanya tak fokus pada
Tristan. Dia tahu bahwa dia juga suka pada tristan tapi ini begitu tiba-tiba
dan sangat mengejutkan, sementara Tristan mencoba mencari jawaban sendiri
dimata Beby.
Beby terpojok, dia harus bagaimana? Mata
tristan seakan menghipnotisnya untuk bilang
“aku juga mencintaimu”
Beby berdiri dan ingin menghilang dari
tempat itu. Tapi tangan itu menahannya, tangan yang kekar, tubuh itu
mendekapnya dari belakang, tubuh penuh kehangatan yang selalu melindunginya.
Beby meronta, kesedihan merayapi dirinya, masa lalu menggerogoti jiwanya dan
rasa ini, rasa cinta telah mengambil alih kewarasannya.
“Lepaskan ! plakkk” beby menampar pipi
Tristan , “kumohon, aku tidak ingin kau terlibat, jangan masuk terlalu dalam
kehidupku,aku ini gadis yang suram, jangan mencintaiku, aku menyedihkan, aku
pengecut dan aku…”
Belum sempat kalimatnya terselesaikan,
sebuah kecupan mendarat di bibir mungil beby. Tubuh menegang, matanya
terbelalak menyisakan bulir-bulir air mata di sudut matanya
“kumohon, sudah cukup kau menangis, cukup beby
! apapun yang terjadi aku tetap mencintaimu” ucap Tristan. Beby terlonjak dan
langsung menghambur ke arah Tristan. Beby menumpahkan segala bebannya
padapundak Tristan, dan tanpa sadar kaos putih milik Tristan telah basah oleh
air mata, Tristan melepas pelukannya dan menatap beby lekat.
“aku akan disini bersamamu, walaupun kau
berubah menjadi demon sekalipun aku tetap mencintaimu. Aku adalah Guardian
Angel-mu” ucap Tristan.
“aku tahu, kau mencintaiku dan aku juga
mencintaimu, My Guardian Demon” balas Beby.
Rasanya seperti mimpi, pria itu
menyatakan cinta.
Kini beby menemukan bintang baru dalam hidupnya.
Sang Guardian yang selalu galak namun perhatian padanya.
Beby menanti hari esok, hari baru
bersama Guardian Demon. Guardian Demon yang akan selalu menyinari hati Beby
seperti bintang di langit .